Kabupaten Bogor Kekurangan Tenaga Penyuluh Koperasi

21-02-2020 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Elly Rachman Yasin. Foto : Geraldi/mr

 

Anggota Komisi VI DPR RI Elly Rachman Yasin, menilai kurangnya tenaga penyuluh koperasi di Indonesia, khususnya di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Elly menjelaskan dari total jumlah masyarakat Bogor sebanyak 5,7 juta jiwa serta Usaha, Kecil, dan Menengah (UKM) yang mencapai 23 ribu, hanya mendapatkan tiga tenaga penyuluh dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM).

 

Hal itu disampaikan politisi Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) ini saat Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, serta Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya beserta seluruh jajarannya, di Ruang Rapat Komisi VI DPR RI, Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2020).

 

Menurutnya, lemahnya pemahaman masyarakat tentang hak dan kewajiban peserta koperasi, dapat dimanfaatkan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Di Bogor, mereka dikenal sebagai bank emok. Emok sendiri berasal dari kata Sunda yang artinya berarti cara duduk perempuan yang lesehan dengan bersimpuh menyilang kaki ke belakang. Mereka memberi dana pinjaman mengatasnamakan sebagai koperasi dengan bunga yang memberatkan peminjam uang yakni masyarakat awam.

 

“Masih lemahnya pemahaman masyarakat tentang hak dan kewajiban koperasi yang sesuai regulasi perkoperasian terutama pada prinsip dan fungsi rapat anggota koperasi, sehingga mengambil kesempatan beberapa oknum, kini berkembangnya dengan nama bank emok. Kalau di Bogor, emok itu duduk yang mengatasnamakan sebagai koperasi dengan memberikan bunga yang sangat menjerat. Jadi kurangnya pemahaman tentang koperasi membuat masyarakat banyak yang terjerat dengan bank emok," kata Elly.

 

Oleh karena itu, ia meminta Kemenkop-UKM menambah tenaga penyuluh koperasi untuk masyarakat Indonesia, khususnya di Kabupaten Bogor, agar tidak terjebak dengan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Selain itu, Elly juga meminta dukungan kepada Kemenkop UKM untuk memberikan dukungan pada sarana dan prasarana UKM, salah satunya  fasilitas media promosi. “Perlu juga dukungan sarana dan prasarana kerja koperasi serta media promosi produk secara digital," tutup legislator dapil Jawa Barat V itu. (qq/sf)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...